Welcome my Readers :)
I hope you like my Blog.
I'll make you go into my story so enjoy :D

Jumat, 18 Desember 2009

Elf's part 1

Prolog

Semua ini mungkin seperti mimpi tapi cobalah lihat di sekelilingmu mungkin mereka sedang mengawasimu.
Bab 1

“Mom, aku tak yakin untuk menerima cincin ini sebagai hadiah ulang tahunku. Kau tahu kurasa ini terlalu berlebihan untukku.” Aku berkata kepada ibuku sambil memegang cincin perak berhias batu sapphire yang sangat cantik.

“Sudahlah terima saja Elle, aku tau kau menyukainya. Begitupun denganku.” Mom berkata. Aku terdiam tidak menjawab, karena apa yang dikatakan Reina memang benar. Tapi tetap saja menurutku ini terlalu berlebihan. Aku ini kan sedang berukang tahun bukan akan menikah. Tapi mengapa ia memberikanku cincin perak ini? Aku berusaha berpikir keras, tetapi tidak dapat menemukan jawabannya.

“Ya sudah kalau begitu mom, akan kusimpan cincin ini” kataku kepada Reina sambil memasukannya ke kantong celanaku. Aku pun berdiri dan pergi meninggalkan ruang tamu. Aku pergi ke kamarku dan menyalakan laptopku. Sambil menunggu laptopku menyala sepenuhnya, aku meraih cincin di kantong celanaku dan melihatnya dengan seksama, desaignnya sangat simple dan sangatlah menawan. Aku suka yang simple-simple. Tanpaku sadari laptopku sudah menyala sepenuhnya, akupun menaruh cincinku diatas meja.

Aku membuka e-mailku, tidak ada yang penting dalam e-mailku jadi akupun mematikan laptopku dan aku mengalihkan perhatianku ke cincin sapphireku. Entah mengapa tubuhku seperti bergerak sendiri dan mengambil cincinku dan memakainya di jari manis kananku. Begitu indah pujiku dalam hati. Aku begitu capek hari ini sehingga sekarang aku sangat mengantuk, setelah memakai cincin sapphireku itu aku langsung bergegas tidur.

Aku bangun telat pagi ini dan aku pun bergegas menuju kamar mandi membereskan diriku. Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah di Seattle setelah kepindahanku dari San Fransisco. Hanya ada satu kata untuk mewakili kota baruku ini, yaitu damai. Menurutku kota ini tidak terlalu buruk untuk aku tinggal, karena daerahnya tidak begitu panas walaupun lembab tapi kota yang cukup sejuk menurutku.

Awalnya aku menentang kepindahanku ke seattle karena aku sudah memiliki banyak teman di San Fransisco dan alasan ibuku pindah hanya karena ia patah hati dengan seorang pria. Alasan yang konyol bagiku. Setelah bercerai dengan ayahku Josh aku hanya tinggal berdua dengan ibuku. Ibuku bukan tipe orang yang dapat tinggal sendiri sehingga sesudah bercerai ia pun mulai mencari pengganti ayahku. Aku sudah terbiasa berpindah-pindah dari kota satu ke kota yang lainya, tapi dari San Fransisco? Itu sebuah neraka bagiku. Aku sudah begitu cinta kepada San Fransisco sehingga awalnya aku tidak ingin pindah ke Seattle, tetapi setelah melihat seattle mungkin aku dapat menjalankan hidupku seperti biasanya.

Aku pergi ke sekolahku menaiki mobil baruku, Lotus Elise berwarna Silver. Aku mendapatkannya saat ulang tahunku yang ke-17, ini hadiah dari Josh. Walau Mom dan Dad sudah bercerai hubungan mereka berdua masih dapat dibilang cukup baik sehingga kami masih sering bertemu. Begitupun waktu ulang tahunku yang ke-17, Josh menghadiahkanku Lotus Elise, ia bahkan rela tidak masuk kerja selama tiga hari untuk datang ke Seattle dari Florida hanya untuk merayakan Ulang Tahunku. Aku sangat menyukainya.

Sesampainya aku di sekolah aku meneliti luar sekolah baruku itu cukup bagus untuk ukuranku, saat aku meneliti sekolahku itu aku merasakan banyak orang yang melihatku mungkin itu karena mereka belum pernah melihatku atau mungkin ada yang salah dengan cara berpakaianku? Aku tidak tahu jawabannya sehingga aku merasa sangat minder dan aku bergegas meninggalkan tempatku berdiri.

Aku menuju kelas biologi baruku, saat aku datang pelajaran sudah dimulai. Itu pertandabahwa aku datang terlambat, tapi mau bagaimana lagi aku cukup kewalahan untuk mencari kelas biologiku.

“Elle Perry?” Tanya seorang wanita tua, sepertinya ia adalah guru biologiku yang baru.

“Yes, ma’am” Jawabku sopan.

“aku adalah Mrs. Floe” Katanya memperkenalkan diri. “Cepat duduk di mejamu miss Perry”

“Yes, ma’am” Aku melihat sekelilingku sambil mencari meja yang masih kosong. Mataku terepaku pada sebuh meja yang diduduki seorang pria yang berambut cokelat tanah. Aku bergegas menghampirinya, karena tempat duduk yang tersisa hanya di sebelahnya saja.

“Miss Perry, mulai hari ini kau akan menjadi rekan Nathaniel Hales” Mrs.Floe menjelaskan. Aku mengangguk dan Mrs.Floe pun pergi. Hari ini aku belajar tentang anatomi tumbuhan, karena di San Fransisco aku sudah mempelajarinya jadi aku tidak begitu memperhatikan. Perhatianku hanya tertuju kepada orang di sebelahku, Nathaniel. Matanya yang berwarna biru seperti air membuatku sedikit terpesona. Nathaniel melihatku sebentar dengan tatapan aneh lalu membuang mukanya. Aku bingung, apa salahku?

Mrs.Floe memberikanku tugas brsama Nathaniel untuk membedakan anatomi tumbuhan di 3 preparat yang berbeda. Kami mengerjakannya tanpa bicara. Aku rasa Nathaniel terlalu dingin, itu membuatku kurang nyaman. Tapi aku hanya bersabar menerima perlakuannya kepadaku.

Pelajaran pertama telah usai dan sekarang adalah jam istirahat, aku pergi ke kantin sendirian. Aku duduk sambil membawa sekaleng coke. Aku sedang berfikir mengapa Nathaniel begitu dingin kepadaku.

“Bolehkah aku bergabung?” Suara seorang perempuan membuyarkan lamunanku.

“Eh, tentu saja” Jawabku kaget.

“Kau pasti bari disini, aku belum pernah melihat wajahmu? Siapa namamu? Aku Julia Newton” Perempuan itu berkata.

“Oh, aku Elle Perry.” Jawabku. Aku berbincang-bincang dengan Julia, orang yang mengasyikkan menurutku. Aku berbincang-bincang hingga Nathaniel berjalan melewatiku, dan aku terdiam sedikit kagum melihat ketampanannya.

“Hei, Elle! Ada apa?” Julia membuatku kaget.

“Tidak.” Jawabku. Mataku tetap tertuju kepada Nathaniel. Julia mengikuti arah tatapanku.

“Aaah. Kau menyukai Nathaniel ya?” Tanya Julia kepadaku.

“Hah! Tidak kok! Aku hanya bingung kenapa dia beditu dingin kepadaku” Jelasku.

“Oh keluarga Hales memang begitu. Mereka semua dingin kepada semua orang.” Julia menjelaskan kepadaku.

“Oh.”

Sudah waktunya masuk kelas kembali, aku masuk kelas bersama Julia karena kami sekelas dalam kelas sastra inggris.

Aku pergi ke parkiran menuju Lotus Eliseku. Saat aku membuka pintu mobilku, aku melihat Nathaniel bersama seorang perempuan bermata biru air bersamanya di dekat mobil Lexus. Aku tidak kenal siapa perempuan itu, mungkin dia salah satu keluarga Hales. Aku terdiam lama seperti orang imbessil. Aku terbangun dari lamunanku dan masuk ke dalam Lotusku.

Saat berada di depan rumah aku melihat mobil Reina, berarti Reina hari ini tidak pergi ke rumah sakit untuk berkerja. Aku keluar dari mobil dan bergegas menuju ke dalam rumah.

“Mom, aku pulang” Aku berkata sambil menutup pintu rumah.

“Hai, Elle. Bagaimana hari pertamamu di sekolah?” Reina bertanya.

“Seperti biasa. Datar. Tidak ada yang special.” Jawabku seraya berjalan menuju tangga. “Mom tidak bekerja hari ini?” Tanyaku bingung karena biasanya dia tidak pernah absent dari pekerjaannya sebagai Dokter.

“Tidak aku harus membereskan rumah baru kita terlebih dahulu, lagipula hari ini aku tidak ada pasien.”

“Well, kalu begitu aku akn menganti bajuku dan membantumu membereskan rumah kita.” Aku pergi ke atas dan mengganti pakaianku. Aku turun ke bawah dan membantu Reina sesuai janjiku. Kami membersihkan seluruh ruang yang ada di rumah sambil bercanda dan tertawa bersama-sama. Karena terlalu banyak bercanda kami baru selesai membersihkan rumah tepat paja jam makan malam.

“Baiklah mom, aku harus memasak makan malam sekarang.” Kataku berdiri dari sofa setelah duduk-duduk bersama Reina. Aku pergi ke dapur dan menyiapkan makan malam untuk aku dan mom, aku sudah terbiasa memasak makan malam karena aku dan Reina bergantian menyiapkan makan malam.

“Mom, makanan sudah siap.” Aku menghidangkan makanan di atas meja.

“Wow. Sepertinya enak sekali. Aku sangat lapar hari ini.” Reina berkata sambil duduk dan mengambil sendok dan garpu. Aku makan dengan santai dan sedikit melamun tentang Nathaniel dan cewek yang tadi siang bersamanya. Siapa perempuan itu? Aku bingung. Aku masuk kembali ke dalam lamunanku.

“Apa yang sedang kau pikirkan Elle?” Reina mengubris lamunanku.

“Ah. Tidak Mom, tidak ada”

“Kau yakin, tapi kau terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu” Tanyanya menyelidiki.

“Sungguh mom. Aku baik-baik dan akan tetap baik-baik saja. Percayalah.” Kataku meyakinkan. “Mom, aku ingin ke kamarku dulu untuk belajar.” Aku menaruh piringku di westafel dan pergi kekamarku. Aku mengunci kamarku, bersandar di sofa kecilku dan menyalakan laptopku.

Aku bingung tanpa sadar akutelah menuliskan Blue eyes dalam search engine.

Aku melihat slah satu situs tentang mitos zamandahulu dan tanpa sadar telah membukanya. Aku membacanya dengan seksama Blue eyes adalah cirri-ciri peri air, mereka senang memangsa manusia karena bau manusia yang begitu menggairahkan bagi mereka. Elf’s sangat menyukai manusia. Biasanya mereka memanggil manusia dan kemudian membawanya masuk ke dalam air dan biasanya orang yang masuk kedalam air tidak akan pernah kembali lagi.

Aku merinding membacanya. Aku takut, tapi sekaligus tidak percaya mitos ini, aku berfikir sejenak. Entah kenapa tiba-tiba aku merasakan ada yang memperhatikanku. Aku berbalik melihat sekeliling. Tapi tak ada orang sama sekali. Aku merasa sedikit takut dan aku pun memberanikan diri

“Hei siapa di situ” Tanyaku hati-hati. Tak ada jawaban. Aku tahu itu, tak mungkin ada jawaban karena di kamar ini hanya ada aku. Kau benar-benar konyol Elle ujarku dalam hati.

Aku begitu ketakutan entah kenapa mungkin karena membaca situs mitos yang aneh atau karena merasa diawasi. Aku hanya bisa terdiam. Tanpa pikir panjang aku langsung pergi tidur padahal ini masih terlalu dini untuk tidur. Tapi memang aku terlalu lelah hari ini. Tak lama kemudian aku pun sudahterlelap dalam tidurku. Tapi entah karena aku ini gila atau konyol kurasakan ada seseorang yang menemaniku tidur. Mungkin itu Mom aku menghibur diri dalam tidurku.

10 komentar:

Anonim mengatakan...

kerennn!! lanjutin fan!

Hasna Aulia Arifani mengatakan...

ahahahahaha
oko dah al.
saya cari ide dulu.
ntar kalo part 2nya dah jadi aku kasih tau kamu deh :)

Anonim mengatakan...

iya deh sip2.. tp jgn di post di blog, ntar malah keburu di baca org2 di blog..^_^

Hasna Aulia Arifani mengatakan...

kayaknya yang baru tau blog ini cuma kamu.
ntar aku usahain kamu duluan yang di kasih tau, brg sama dipostnya part 2
XD
hehehehehehehe

Avanti Peusangan mengatakan...

sedikit mirip twilight ya tp keren ko lanjutin yaaaaa =D

Hasna Aulia Arifani mengatakan...

emang rada mirip awalnya tapi kita gak bakal tau apa yang di akhirnya kan???
saya aja yang nulis gak tau apa lagi yang baca?!

Hasna Aulia Arifani mengatakan...

Part 2 was posted please read and comment :)
well, good reading :D

Muthia Y. M mengatakan...

hah ? karangan fani ? *plok plok plok* ternyata fani punya bakat tersembunyi , lanjutin fan ! ini 'bahasa fani' ya, khas ya, kayak novel2 terjemahan gitu

Hasna Aulia Arifani mengatakan...

kurang asem emg muthi pikir aku gak bis nulis. orang aku sering nulis. apalagi di buku catetan XD.
hehehehehe...
oke deh saya lanjut ke bab tiga*tapi rada males juga ya* :D

Avanti Peusangan mengatakan...

wahaha iya ih aku jg ga nyangka fani bs nulis kaya novel gini hehe :P LANJUTIN FAN AKU PENASARANNN huahaha yg bab 2 seru tuh